Selamat pagi, semangat pagi! Bagaimana kabarnya hari ini, teman-teman? Semoga dalam keadaan baik semua, ya. Pekan Kemerdekaan Indonesia, kita memang banyak disibukkan dengan ikut lomba sana-sini, kumpul sana-sini. Semangat sih boleh, tapi jangan lupa esensinya ya. Kemerdekaan Indonesia ini jangan sampai kita sia-siakan. Kemerdekaan Indonesia, hendaknya kita ambil hikmah juga untuk mengenang jasa pahlawan kemerdekaan masa lalu. Meski tidak dipungkiri, di era sekarang ini juga banyak tokoh-tokoh keren yang layak disebut sebagai pahlawan pejuang kemerdekaan zaman now! Siapakah dia?
Table of Contents
Mengenal Dewi Nur Aisyah, Srikandi Indonesia
Adalah dia, sosok wanita cerdas nan cantik kelahiran bumi Jakarta. Karya segudang, pendidikannya selangit, dan keharmonisan keluarganya terjaga dan tampak dari sekilas mata memandang sosial medianya. Wanita yang dikenal sebagai ahli epidemiolog wanita, yang namanya kian mencuat dari awal pandemi Covid-19, hingga sekarang. Siapa yang tak kenal wanita satu ini, Dewi Nur Aisyah, SKM, PhD, DIC.
Mbak Dewi, sapaan akrabnya, merupakan wanita cerdas kelahiran Jakarta, pada tanggal 1 Desember 1988 dan satu-satunya wanita yang masuk dalam tim Satgas Penanganan Covid-19, dan diangkat sebagai ketua Tim Data dan IT. Beliau Menyelesaikan pendidikan di FKM UI dengan IPK cumlaude di tahun 2009. Mbak Dewi melanjutkan studi S2 dan S3 nya di London, Inggris, dan bersamaan dengan itu beliau dikaruniai dengan 2 orang anak yang soleh dan solehah bernama Najwa Falisha Mehvish dan Mu’adz Fathan Saifurrahman. Wanita pasangan dari Rhevy Adriade Putra ini memang bukan hanya memiliki bakat yang luar biasa di bidang penelitian, tetapi juga memiliki jiwa keruhanian yang luar biasa yang menggerakkannya untuk memperoleh segudang penghargaan selama kuliah. Dikutip dari Wikipedia, terdapat sejumlah penghargaan yang telah diterima Mbak Dewi, salah satunya menjadikannya terpilih sebagai salah satu peneliti terbaik di bidang hepatologi se-Asia Pasifik. Waw, luar biasa sekali ya, teman-teman.
Dengan rentetan prestasi beliau, telah membawa nama baik Indonesia ke dalam kancah Asia Pasifik. Dengan bukti prestasi dari Dewi Nur Aisyah, menjadi fakta bahwa generasi muda bisa menjadi seperti beliau. Terbukti, dari beberapa acara-acara kewanitaan dan berbau generasi muda, banyak mengundang beliau sebagai narasumber. Bahkan di lingkup tempat saya bekerja sendiri, beliau telah 3-5 kali diundang sebagai narasumber untuk mengisi acara selama kurun waktu 2021 s.d. 2022. Menyimak beliau memberikan materi mengenai mengoptimalkan peran ibu bekerja, bagaimana menjadi muslimah yang produktif, menjadikan saya sebagai salah satu pengagum beliau.
3 Langkah Perbaikan Diri Menuju Generasi Pembelajar
Momen yang sedang kita lalui saat ini, ada baiknya kita, generasi muda mulai bangkit untuk membenahi diri sendiri. Akankah kita bisa menjadi generasi muda yang berpengaruh seperti Mbak Dewi Nur Aisyah? Menurut saya bisa! Ada 3 langkah kita untuk memulai berbenah saat ini, dalam rangka perbaikan diri sendiri menuju pribadi yang lebih baik, di antaranya:
1. Belajar tanpa batas
Teman-teman, pada era saat ini, rasa-rasanya kita sudah tidak susah lagi mencari media belajar. Tinggal memanfaatkan gawai yang ada, dan disambungkan dengan internet, kita sudah bisa terhubung dengan informasi yang kita cari. Salah satu pendukungnya adalah adanya IndiHome, yang merupakan bagian dari Telkom Group, yang memiliki jaringan yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Dengan Internet Cepat-nya, kita akan dengan mudah menemukan info resep, pengetahuan, bahkan untuk belajar mencari sesuatu yang baru. Percayalah, tidak akan sulit untuk menemukan apa yang kita cari kalau kita mau berusaha.
2. Belajar kapanpun dan dimanapun
Setuju nggak sih, teman-teman, kalau dengan pandemi kemarin sudah mengajarkan kepada kita banyak hal, salah satunya adalah dengan bekerja darimana saja, dan belajar darimana saja. Tidak sulit menemui orang membawa buku di kereta, orang belajar di pinggir café, atau dimanapun. Hal ini adalah kebiasaan positif yang bisa diikuti dan bisa kita terapkan. Apalagi, banyak tempat-tempat umum yang telah terhubung dengan Internet Cepat dari IndiHome.
3. Mengetahui prioritas diri
Tips untuk sukses ala Mba Dewi adalah bagaimana kita bisa menjaga prioritas diri kita masing-masing dan menempatkan sesuatu sesuai porsi dan urgensinya. Misal, jika kita adalah ibu yang bekerja, kita mesti pandai-pandai membagi waktu antara rumah, kerjaan, dan hobi. Salah satu hal yang sederhana adalah, jika di rumah kita fokus dengan keluarga, dan jika di kantor, sebisa mungkin urusan di rumah sudah selesai, sehingga tidak saling bertabrakan. Pernah suatu ketika Mbak Dewi menyampaikan dalam sebuah webinar, bahwa support system untuk keluarga kecil kita juga akan sangat berpengaruh . Tentu saja, hal ini tidaklah mudah. Perlu komunikasi dan komitmen, terutama dari pasangan suami dan istri.
Setelah dengan 3 langkah tersebut di atas, apakah sudah cukup? Jika belum, mari kita simak sejenak lirik lagu 17 Agustus untuk menggelorakan semangat kita, para generasi muda. Lagu yang digaung-gaungkan dalam Pekan Kemerdekaan Indonesia, yang sering sekali kita dengar. Mari kita simak lirik sebagai berikut:
Lirik Lagu 17 Agustus atau Hari Merdeka
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Merdeka
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih di kandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Merdeka
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Merdeka
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita
Rasanya merinding sekali setiap membaca lirik lagu 17 Agustus. Sejarah telah membuktikan, bahwa sejarah kemerdekaan Indonesia bukan dicapai dengan bersantai-santai. Pertumpahan jiwa, raga, dari para pahlawan tentu menjadikan beban yang besar bagi para generasi muda untuk terus bisa mempertahankan kedaulatan Indonesia.
17 Agustus, Menjadi Momentum Generasi Muda Untuk Berubah
Pekan-pekan ini, Indonesia sedang merayakan peringatan hari Kemerdekaannya yang ke-77. Dari ujung ke ujung pulau, kita bersuka ria merayakan kemerdekaan Indonesia. Tetapi, apakah kita benar-benar merdeka? Ada 4 hal setidaknya yang bisa kita lakukan untuk mengecek diri kita, apakah kita benar-benar merdeka, dan siap untuk berubah?
1. Merdeka dari Mager
Mager atau males gerak, menjadi salah satu penyakit generasi muda jaman sekarang. Budaya mager sudah menjamur dimana-mana. Males gerak, seakan menjadi kata yang biasa akrab kita dengar di telinga generasi muda, yang nota bener tulang punggung bangsa di masa depan. Duduk di kamar, memakai headset, kipas angin-an, dan scrolling-scrolling atau nge-game tanpa henti. Duh, miris sekali, ya. Mager boleh saja, tapi jangan sering-sering. Berisitrahat sebentar, tapi jangan keterusan. Tetap ingat cita-cita besar, dan terus bergerak.
2. Merdeka dari Hoaks
Hal yang paling dekat dengan kita adalah bagaimana menyerap informasi yang benar dan tepat. Membaca informasi secara benar, dan tidak menyebarkannya sebelum mengonfirmasi kebenaran dari sumbernya. Hal kecil yang sering terabaikan. Ya, masing-masing kita adalah pahwalan informasi minimal untuk diri kita sendiri.
Momen kemerdekaan Indonesia ini, mumpung masih dalam rangka merayakan kemerdekaan Indonesia, marilah kita membenahi cara kita membaca informasi. Mari memulai hal dari yang paling kecil.
Tidak udah memikirkan keterbatasan yang kita punya sekarang. Soal internet, jaringan. Syukurlah sudah ada IndiHome, salah satu bagian dari Telkom Group yang datang dengan semboyannya Internetnya Indonesia. Kita bisa mengakses informasi dari mana saja, dan kapan saja.
3. Merdeka dari Menunda-nunda
Menunda-nunda juga penyakit anak muda jaman sekarang. Sekali menunda, rasanya enak, memang. Tetapi, semakin ditunda, pekerjaan akan semakin menumpuk. Semakin menumpuk, yang ada hanyalah perasaan cemas kapan akan selesai.
Untuk mengobati penyakit ini, bisa dilakukan dengan terbiasa membuat schedule harian maupun dengan aplikasi.
4. Terbiasa Terhubung dengan Informasi
Information is a king. Begitu, pepatah mengatakan. Untuk tetap terhubung dengan informasi dimanapun, bahkan saat di rumah, saya sudah mempercayakan untuk memasang kediaman dengan layanan digital dari IndiHome. Penyedia internet, dan TV interaktif dengan beragam pilihan paket serta layanan tambahan yang bisa dipilih sesuai kebutuhan keluarga kita. Ditambah lagi, jaringan IndiHome telah tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia dengan layanan Internet Cepat terbaiknya. Beberapa pilihan dari bagian Telkom Group ini, menyediakan layanan internet hingga 20 Mbps, 109 channel TV, dengan merogok kocek sekitar 345.000 rupiah perbulan. Dengan ini, segala aktivitas saya telah disokong dari mulai bekerja dari rumah (Work From Home), belajar (School From Home), maupun les-les pendukung dan aktivitas lainnya yang memerlukan koneksi internet.
Nah, mumpung saat ini masih dalam rangka Pekan Kemerdekaan Indonesia, ini bisa menjadi salah satu pilihan kita untuk terbebas dari kuota yang sendat sendet dan beralih dengan IndiHome. Meski sudah lewat tanggal 17 Agustus, rasa-rasanya hawa-hawa Pekan Kemerdekaan Indonesia masih terasa. Buktinya, di beberapa tempat masih ada beberapa kegiatan yang baru dilaksanakan meskipun tanggal 17 Agustus sudah lewat, dan tetap menyelenggarakan kegiatan agar tidak kehilangan momentum dalam rangka menyongsong Pekan Kemerdekaan Indonesia.
Sumber:
https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6238429/lirik-lagu-17-agustus-hari-merdeka-sejarah-serta-maknanya
https://dewinaisyah.wordpress.com
https://id.wikipedia.org/wiki/Dewi_Nur_Aisyah