Selamat siang, teman-teman. Pada hari Sabtu, 19 Maret 2022 kemarin saya berkesempatan mengikuti seminar online (semol) yang dipandu oleh Bu Diah Mahmudah dan Pak Dandi Birdy, pasangan psikolog yang juga memiliki Dandiah HR & Care Center.

Sebelum mengikuti seminar ini, saya jujur belum tau banyak mengenai innerchild. Kalau istilah anak Jaksel yang sedang booming, innerchild itu berarti sifat kekanak-kanakan. Tapi apakah betul seperti itu?

Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa sadar mungkin kita pernah “menduga” seseorang atau mungkin malah kita sendiri memiliki innerchild yang belum terpenuhi sehingga mempengaruhi perilakunya di masa sekarang. Kalau pendapat saya pribadi, salah satu tanda untuk mengenali innerchild seseorang adalah “masa kecil kurang bahagia”. Masa kecil yang kurang bahagia bisa diperoleh dari kekurangan kasih sayang, tekanan yang lebih dari orang-orang terdekat, dan tidak mendapatkan porsi sebagai anak-anak yang cukup.

Menurut Teh Diah, Innerchild adalah PR yang harus dituntaskan. Masing-masing orang memiliki perjalanan emosi. Bahkan ada yang memiliki kesehatan mental yang baik (100%), tetapi ada juga yang tidak. Sebagaimana manusia memiliki 3 aspek yang harus diperhatikan yaitu raga, pikiran, dan hati. Ketiga hal itu harus disinkronkan dalam rangka meraih mindfullness yang baik. Melalukan sesuatu dengan baik, here and now. Jangan sampai kita membelah diri ke masa lalu dan masa depan. Sehingga memerlukan energi yang besar. Hal ini akan sangat mempengaruhi mindfullness kita, bahkan bisa mengakibatkan mindfullness kita berkurang. Istilah mudahnya adalah kurang konsentrasi. Mau bikin teh pakai gula, eh yang dituang malah garam, :(.

Pengertian innerchild

Secara bahasa, innerchild berarti aspek atau sisi kepribadian kekanak-kanakan yang ada dalam diri seseorang. Innerchild merupakan rangkaian peristiwa baik ataupun buruk yang terbawa sampai dengan dewasa. Innerchild adalah pengalaman masa kecil seseorang yang membawa bayangan sampai dewasa, turut serta membentuk tindakan dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain. Ada beberapa jenis subkepribadian yang dapat eksis dalam diri setiap orang, yang mana memiliki keragaman, diantaranya
yakni, “inner child”, “inner mother”, “inner father”, “korban”, “mistik”, “si penakut”, dan lain-lain.

Komunikasi Interpersonal

Sangat erat berkaitan dengan innerchild, perlu pula kita memahami mengenai komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antara dua individu, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kita tidak dapat menjalin hubungan interpersonal yang baik dengan orang lain apabila kita belum memiliki hubungan intrapersonal yang baik dengan diri sendiri. Isu innerchild juga menjadi salah satu yang penting untuk diperhatikan, karena akan berakibat dalam komunikasi interpersonal.

Bagaimana berinteraksi dengan seseorang yang memiliki innerchild

1. Menyadari keberadaaan innerchild
2. Berusaha memahami innerchild
3. Memilih jalan komunikasi terbaik
4. Mencari bantuan ahli

Happy Parents Berawal dari Happy Child

Untuk menjadi orang tua yang bahagia, maka kita harus menjadi seorang anak yang bahagia yang terlebih dahulu. Hal ini bisa ditarik di masa sekarang. Jika kita sebagai orang tua belum merasa bahagia, maka cek kembali masa lalu kita, apakah kita sudah tuntas dengan masalah di masa kecil kita. Cek kembali apakah ada luka yang masih menganga di sana, maka sadari, terima, dan selesaikan secepat mungkin. Karena hal itu menjadi unfinished business yang jika tidak diselesaikan akan semakin melebar.

Trilogy Positive Parenting

Dari bagan di atas disebutkan ya teman-teman, bahwa trilogi positive parenting dibangun oleh 3 hal yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi, diantaranya:

1. Relasi Pernikahan
Relasi pernikahan antara suami istri ini menjadi sangat penting. Apakah harmonis, kaku, penuh cinta, atau sering ribut? Nah, hubungan ini lama kelamaan akan menciptakan suasana lingkungan yang terbawa bukan hanya bagi orang tua sendiri tetapi juga masa kecil anak. Tentu saja, akan membentuk sikap anak.

2. Perilaku anak

Perilaku anak memang sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang membesarkan. Apakah orang tuanya sangat menyayangi, atau terlalu melepas, sering memarahi? Maka akan menjadikan habbit anak yang terbawa sampai dewasa.

3. Parenting

Parenting ini adalah bagaimana orang tua mendidik anak. Ketika orang tua memiliki masalah dalam dirinya, maka akan sangat mempengaruhi gaya parenting yang ia berikan kepada sang anak.

Maka, dengan menyelesaikan masalah innerchild ini akan memberikan efek positif dalam membangun parenting yang baik. Banyak sekali masalah-masalah dalam rumah tangga yang timbul karena masalah inerchild yang belum terselesaikan atau dipendam. Bahkan, di Indonesia sendiri masih dapat kita temui orang tua yang bersikap kasar kepada anaknya, tega membunuh anaknya sendiri, atau menuntut anaknya untuk melakukan banyak hal, hanya karena orang tua memiliki innerchild yang belum selesai.

Bagaimana menyelesaikan innerchild yang terluka?

1) Memahami ilmu tentang innerchild

Sebelum kita melangkah lebih jauh, ada baiknya kita memahamkan diri sendiri terlebih dahulu tentang innerchild. Membaca buku-buku psikologi juga ada baiknya juga untuk kita mengetahui banyak hal tentang ini.

2) Menulis surat untuk diri sendiri

Ini juga menjadi salah satu cara yang mudah untuk mengetahui apakah kita memiliki innerchild yang belum terselesaikan. Pada satu waktu, ambillah secarik kertas atau menulis dalam buku diary. Buatlah sebuah kalimat-kalimat yang ditujukan untuk dirimu sendiri. Ingat masa kecil, apa yang membahagiakan, apa yang menyedihkan, dan kenali apa reaksi kita saat itu. Lalu, bandingkan dengan saat ini, mencoba memahami apa yang terjadi dan maksud dari sebuah peristiwa. Dan akhirnya, memutus sikap untuk tidak menerima takdir menjadi menerima takdir dengan tulus dan ikhlas, bahwa semua adalah jalan terbaik dari Allah SWT.

3) Berkenalan dengan diri sendiri

Selain mengenal orang lain, hal yang tidak kalah penting juga adalah dengan berkenalan dengan diri sendiri. Pada situasi tertentu, kejadian-kejadian yang penting maka kita akan memiliki sikap yang bisa kita kenali. Maka, mengenal dan mencatat respons kita akan kejadian itu, akan membuat kita lebih bisa mengontrol diri sendiri.

4) Mencari ketenangan dalam beribadah / Meditasi

Saya sendiri lebih yakin jika kita bisa lebih tenang menghadapi diri sendiri ketika kita sedang beribadah. Dalam beribadah, usahakan kita dapat se-khusyuk mungkin, sehingga hawa nafsu dan keinginan kita dapat terkontrol.

5) Konsultasi dengan ahli

Apabila langkah 1 s.d. 5 sudah kita tempuh dan kita belum dapat menyelesaikan innerchild yang terluka, maka langkah terakhir adalah dengan berkonsultasi secara langsung dengan ahlinya.

Nah, setelah mengikuti seminar tentang innerchild ini, rasa-rasanya menjadi bahan introspeksi untuk saya sendiri dan juga pasangan. Apakah sejauh ini saya telah mengenal diri saya lebih baik? Apakah sejauh ini metode parenting yang saya terapkan masih menimbulkan luka batin bagi anak? Dan pertanyaan-pertanyaan itu memutar dalam kepala sendiri sehingga menjadi pengingat bagi diri sendiri untuk senantiasa mengoreksi. Bukan dengan membanding-bandingkan dengan orang lain, melainkan dengan mengenal dari diri sendiri dan mencari ilham terbaik dari hati.