Menghadiahi Al-Fatihah untuk orang terkasih yang sudah meninggal? Benarkah melakukan hal tersebut? Seringkali kita mendapatkan bantuan dan kasih sayang dari orang-orang yang kita kasihi dan telah meninggalkan kita. Lalu, untuk membalas budinya tersebut, banyak hal yang ingin kita berikan. Kalau kata seseorang dulu, seseorang yang meninggalkan kita itu tidak hanya menimbulkan kesedihan yang teramat dalam, tapi juga penyesalan. Penyesalan belum berbuat banyak, penyesalan tidak berbakti dengan baik, penyesalan tidak bisa membersamai di akhir hayatnya.
Beragam cara dilakukan oleh orang-orang untuk menutupi kekurangan balas budi kepada orang yang telah meninggalkan. Mengirim doa dalam perayaan 3 harian, 5 harian, nyewu, dan lain sebagainya mungkin masih ditemukan di desa saya. Tapi, kalau saya sendiri sudah lama tidak melakukan hal tersebut karena belum dapat menemukan kebenaran dalam cara tersebut.
Kemarin, seorang teman mengingatkan dalam sebuah majelis ilmu, bahwa sedekah adalah amalan yang amat dirindukan oleh orang yang sudah meninggal. Seperti dulu waktu almarhum ibu saya meninggal, keinginan terakhir beliau adalah agar dapat bersedekah yang banyak. Dan betul, salah satu yang saya lakukan sepeninggal ibu saya adalah memberikan beberapa bingkisan meskipun tak seberapa, kepada tetangga sekitar.
Kalau dipikir-pikir banyak isu menyebar di masyarakat yang lucu dan sulit dijelaskan. Ada yang mengatakan bahwa pernah bertemu dengan arwah seseorang yang kehausan. Menurut pendapat masyarakat, arwah tersebut menginginkan amalan yang dapat disampaikan kepadanya. Tapi sampai sekarang saya belum begitu percaya akan cerita ini, hehehe.
Seperti yang kita ketahui bersama, Al-Fatihah memamg merupakan surat pembuka dalam Al-Quran, meskipun bukan merupakan surat yang pertama kali diturunkan oleh Allah SWT. Al-Fatihah memiliki banyak keistimewaan, salah satunya adalah surat yang paling sering dilafalkan dalam shalat wajib kita setiap harinya. Al-Fatihah mengandung makna global. Meskipun begitu, menurut artikel yang dilansir dari muslim.or.id, tidak benar adanya mengirimkan surat Al-Fatihah kepada orang yang sudah meninggal karena hal ini termasuk perbuatan yang diada-adakan.
Lalu, apa yang dapat kita lakukan sebagai bentuk balas budi kepada orang yang sudah meninggal? Beberapa hal yang dapat dilakukan dan terdapat dasar hukum yang shahih adalah bersedekah atas namanya, berhaji atas namanya, mengirimkan doa sebagai salah satu bentuk meminta ampunan untuknya, serta memperbanyak amal sholeh agar pahalnya terus mengalir khususnya bagi orang tua kita yang sudah tiada.
Table of Contents
1. Sedekah anak akan sampai kepada orang tuanya yang sudah meninggal
Hal ini berdasarkan pada sebuah hadist Rasulullah SAW yaitu:
2. Berhaji atas nama orang tua yang telah meninggal
3. Memperbanyak doa kepada orang tua yang sudah meninggal
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa ada yang bertanya kepada beliau,
يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ نَعَمْ الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا
“Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, adakah tersisa perbuatan bakti kepada orang tua yang masih bisa saya lakukan sepeninggal mereka ? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : ‘Berdoa untuk mereka, memohonkan ampunan, melaksanakan janji mereka, menyambung tali silaturahim yang hanya terhubung melalui mereka serta memuliakan teman-teman mereka‘” (HR. Ahmad 3/279, Bukhari dalam kitab “Adabul Mufrad”, Abu Daud no. 5142)
Referensi
1. https://muslim.or.id/20930-fatwa-ulama-cara-berbakti-kepada-ibu-yang-sudah-meninggal.html
2. https://almanhaj.or.id/2521-menghajikan-orang-yang-sudah-meninggal.html
3. https://almanhaj.or.id/4097-sedekah-untuk-orang-tua-yang-telah-meninggal.html
8 Komentar. Leave new
Masya Allah tabarakallah. Terima kasih untuk artikel ini kak. Semoga kita senantiasa bisa beragama sesuai Al-Qur’an, hadist, dan teladan dari salafush shalih.
Aamiin Mbaa
Iyaa, Kak. Aku juga alhamduliah jadi tahu kalau ternyata tahlilan itu tidak tepat untuk menjadi doa bagi si mayit karena jika itu memang sampai kepada mayit, maka pastinya sejak awal Rasulullah sudah memerintahkan. Namun, sampai akhir hayat beliau tidak memerintahkannya, justru memerintahkan 3 perkara yang Kakak sebutkan di atas dan itu mudah. Sementara, tahlilan itu menurutku cukup sulit, apalagi butuh pengeluaran yang tidak sedikit. Lebih baik digunakan sebagai membayar fidyah/utang mayit atau disedekahkan. Terima kasih sudah membahas ini, Kak.
Iya Mba. Meskipun beberapa masyarakat mungkin masih ada yang melakukannya, ya. Cuma kalau pengalaman dari saya sendiri sudah mulai meninggalkan..
Apakah ini bisa buat kakek dan nenek kak?
Nah itu mas. Saya belum nemu dalil atau referensinya hehe
Baca di paragraf awal sudah berebes mili, ingat sama ayah, yang suoer duper baik, meninggalnya pun dalam keadaan sangat baik. Namun shock karena pergi begitu cepat, dalam keadaan sehat namun tetiba kena serangan jantung. Di sinilah rasa penyesalan itu begitu besar, kenapa tak buat banyak kebaikan kepada beliau ketika masih hidup. Akhirnya al fatihah lah yg menjadi obat. Yuk kita kirim alfatihah untuk orang2 tercinta dan buat muslim umumnya. Bilbbarokatil alfatihah…
Artikel ini mengingatkan saya kak Thia, bahwa kelak, ini lah amalan yang harusnya kami lakukan sebagai anak jika orang tua telah meninggal dunia..