Saya sungguh salut, di masa pandemi ini, ternyata banyak kegiatan positif yang dilakukan oleh orang-orang hebat. Sebut saja berbagi rejeki dalam bentuk makanan jadi, menyediakan lapangan pekerjaan bagi mereka yang membutuhkan, mengajak orang untuk membantu temannya yang kesusahan, rupanya menjadi pemantik bahwa kita bisa berbagi.
Apakah berbagi harus menunggu kita kaya? Ataukah berbagi harus menunggu kita mencukupi kebutuhan kita sendiri? Ternyata, tidak. Ada hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk berbagi, memberi kepada orang yang membutuhkan.
Table of Contents
1. Berbagi makanan jadi
Teman-teman suka masak? Nah, ide memberi makanan jadi bisa menjadi salah satu ide berbagi. Hal ini bisa kita mulai dengan misalnya memberikan makanan kepada mereka yang berjuang mencari nafkah seharian. Biasanya, waktu menjelang ashar para pekerja sudah mendekati rumahnya. Alangkah senangnya jika mereka mendapati bonus menerima makanan jadi sepulang kerjanya.
2. Buka lapangan kerja
Ini bisa menjadi pilihan lain pula. Salah satu cara untuk membuka lapangan kerja adalah dengan menciptkan lapangan kerja yang berpeluang dari lapangan kerja sebelumnya. Misalnya, mantan pekerja salon bisa dibantu dengan membukakan salon on call yang bisa dipanggil ke rumah. Hanya dengan berbekal broadcast, bisa jadi pilihan bagi para wanita hingga bisa mendatangkan pendapatan tersendiri.
3. Gerakan sedekah seribu
Siapa sangka, dengan uang seribu yang kita tabung setiap hari, dalam setahun akan menjadi 365.000 yang bisa diberikan untuk orang lain. Jika kita mengajak sepuluh teman, maka donasi bisa terkumpul 3.650.000. Dan bayangkan saja, jika ini diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan, tentu akan sangat bermanfaat.
4. Sedekah secara rutin
Salah satu cara membuat sedekah secara rutin bisa kita lakukan secara berjamaah dengan teman-teman yang lain. Tidak harus harian, mingguan atau bulananpun jika diniatkan maka kita bisa saling mengingatkan untuk bersedekah kepada orang tertentu. Misalnya, dua puluh lima ribu dalam satu bulan, kita lakukan secara konsisten. Jika diniatkan ikhlas, berapapun jumlahnya insyaallah akan terhitung sebagai amal ibadah.
5. Jumat berkah
Ya. Mungkin ini salah satu kegiatan yang paling sering ditemui. Di hari Jumat, beberapa orang secara khusus membelikan makanan tertentu dan membaginya kepada yang membutuhkan. Atau, warung-warung tertentu meng-gratiskan dagangannya khusus di hari Jumat. Ah, rupanya sudah banyak kegiatan-kegiatan berbagi yang sudah diinisiasi oleh orang-orang hebat.
Dalam berbagi, ada kalanya kita mendapati hal-hal yang kurang mengenakkan, baik bagi pemberi maupun penerima. Ada hal-hal yang harus dijaga, agar niat berbagi ini dapat terlaksana secara tulus. Berbagi tapi tidak merendahkan, memberi tapi tidak menyakiti hati. Mungkin kita perlu mengecek kembali apa konsep rejeki. Bahwa segala sesuatu yang kita miliki, hakikatnya bukan milik kita sepenuhnya. Ada 3 hal yang digolongkan sebagai rejeki: apa yang dimakan, apa yang disedekahkan, dan apa yang dibelanjakan di jalan Allah SWT. Lantas, ada bagian dalam apa yang kita punya ini adalah milik orang lain. Perlu pemahaman bahwa apa yang kita miliki sejatinya adalah titipan yang sewaktu-waktu bisa diambil-Nya. Maka, dengan pemahaman yang bulat ini, semestinya tak perlu ada bibit kesombongan dan kepongahan meski sebesar biji sawi.
Untuk itu, kita perlu berhati-hati dalam memberi. Memberi tidak menunggu kita berkecukupan. Dengan apa yang kita punyai sekarang, sedikit apapun kita usahakan untuk berbagi. Bukan dengan barang bekas, bukan dengan barang sisa, tapi barang sebaik yang kita punya, sudahkah kita ikhlaskan untuk diberi? Sebuah pertanyaan bagi diri sendiri.
Berbagi, ada baiknya bersembunyi. Jangan lantas di-upload sana sini. Bukan waktunya menempelkan label, memberitahu semua orang bahwa kita seperti apa yang tampak di layar story. Maka, berbagi dalam senyap ada baiknya kita coba.
Berbagi secara empat mata. Untuk menjaga perasaan yang diberi, jangan lantas kita mengundang orang lain untuk menyaksikan bahwa kita telah berbagi. Jaga hati yang kita beri, berbicara secara sembunyi-sembunyi, dan memberi dengan tangan kanan hingga tidak diketahui oleh tangan kiri.
Mari berbagi. Jika kita menjadi yang bisa berbagi hari ini, suatu saat mungkin kita yang akan diberi. Teruslah berbagi, teruslah memberi. Ciptakan banyak orang-orang hebat meski mulai dari diri sendiri. Semangat.
4 Komentar. Leave new
Setuju kak Thia. Seharusnya berbagi cukup antara kita si pemberi dan penerima, tidak perlu ada embel-embel lain. Sama sama menjaga, menjaga niat kita dan menjaga marwah penerima
Bener kak Thia. Setuju.
Memberi secara sembunyi-sembunyi jauh lebih baik
Makna rejeki ini amat luas, enggak melulu perihal materi. Bisa jadi orang-orang menjadi ragu untuk memberi karena masih memaknai rejeki sebagai uang yang diberikan. Padahal senyum aja udah termasuk sedekah, membantu dengan tenaga juga termasuk sedekah, ya, Kakk.
Bener banget sih, kadang juga harus aware sama keadaan sekitar biar tahu mana yang layak dibantu mana yang tidak agar kita tahu apakah yang kita berikan itu tepat sasaran atau tidak.