Selamat malam, teman-teman. Diabetes, penyakit metabolik yang menakut-nakuti orang dewasa, ternyata bisa juga terjadi pada anak. Pasalnya, diabetes yang tidak terkendali bisa mengakibatkan komplikasi yang menyerang ginjal, jantung, dan kebutaan pada mata. Nah, baru-baru ini, data kenaikan diabetes ternyata juga terjadi pada anak-anak. Kok bisa ya?
Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A (K), menyampaikan bahwa diabetes adalah penyakit tidak menular yang menggerogoti tubuh anak apabila tidak terkendali, dan tentu saja membutuhkan biaya kesehatan yang tidak sedikit. Pada November 2021, IDAI mencatat sebanyak 1.346 anak menderita diabetes yang didominasi oleh diabetes melitus tipe 1.
Table of Contents
Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Diabetes Tipe 2
Sebeneranya, apa beda antara Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2?
Diabetes Melitus Tipe 1 adalah kenaikan sistemik akibat gangguan metabolisme glukosa yang ditandai dengan hiperglikemia kronik. Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan sel pankreas baik oleh proses autoimun maupun idiopatik sehingga produksi insulin berkurang atau bahkan terhenti. Sekresi insulin yang rendah mengakibatkan gangguan pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Diabetes tipe 1, terjadi karena ketidakmampuan pankreas dalam menghasilan hormon insulin yang mengatur glukosa di dalam alirasn darah. Diabetes ini menyerang anak-anak tanpa gejala dan bisa tiba-tiba mengalami koma. Sebagian besar penderita diabetes tipe 1 mempunyai klinis yang akut.
Sedangkan diabetes tipe 2, hormon insulin yang dihasilkan oleh tubuh mengalami kenaikan, sehingga hormon ini tidak bisa bekerja semestinya. Kadar glukosa dalam darah menjadi tidak terkontrol.
Faktor Risiko Penyebab Diabetes
Kasus diabetes pada anak tentu saja tidak lepas dari faktor risiko yang membuat anak terkena, yaitu:
1. Kurang aktif bergerak atau jarang olahraga
Kurang aktif bergerak memang sepertinya menjadi penyakit anak-anak jaman sekarang ya, teman-teman. Terlalu lama di depan gadget, sampai asyiknya main game, sampai tidak menikmati permainan yang membutuhkan fisik. Olahraga juga tentu saja ternyata dibutuhkan anak-anak, bukan hanya orang tua.
2. Berat badan anak berlebih
Dalam batas tertentu, anak bisa mengalami obesitas. Apabila berat badan anak tidak terkendali, akibatnya ini bisa menjadi salah satu penyebab diabetes
3. Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak
Terlalu sering memberikan makanan manis-manis ke anak juga tidak terlalu baik. Pasalnya, makanan anak-anak memang cenderung lebih dekat dengan makanan manis-manis dan gula gula. Selain itu, makanan yang berlemak juga tidak bagus.
4. Memiliki orang tua dan saudara dengan riwayat diabetes
Memiliki orang tua dan saudara memang membuat anak memiliki faktor risiko diabetes lebih tinggi. Apabila kita sebagai orang tua sudah memiliki riwayat tersebut, ada baiknya kita lebih memperhatikan anak-anak agar jangan sampai mewarisi penyakit mematikan tersebut.
Gejala Diabetes pada Anak
Adapun gejala diabetes pada anak, yaitu:
1. Sering haus dan buang air keci;
Apabila kadar gula dalam tubuh berlebih, maka akan dibuang melalui urin. Selain itu, anak sering buang air kecil dan sering mengompol. Akibatnya, anak menjadi lebih cepat haus dan lebih banyak minum dari biasanya.
2. Meningkatnya nafsu makan
Anak yang menderita diabetes akan mengalami peningkatan nafsu makan, karena ia mengalami gangguan fungsi ketika menghasilkan energi.
3. Berat badan turun
Penurunan berat badan ini terjadi karena gangguan tubuh dalam menghasilkan energi. Akibatnya, jaringan otot dan simpanan lemak dalam tubuh menyusut.
4. Telihat lelah atau lesu
Hal ini juga sama dengan penyebab sebelumnya, sehingga anak kelihatan kurang semangat.
5. Penglihatan kabur
Tingginya kadar gula dalam darah membuat saraf mata membengkak. Hal ini menyebabkan pandangannya terasa buram
6. Apabila ada luka akan sulit sembuh
Ini mungkin adalah ciri-ciri yang paling sering terjadi, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
7. Warna kulit menghitam
Resistensi insulin menyebabkan kulit menjadi gelap, terutama di ketiak dan leher.
Setelah mengetahui penyebab dan faktor risiko diabetes melitus pada anak, kira-kira gimana bun? Apakah tambah cemas? Hehe, sama! Penting bagi orang tua untuk melakukan deteksi dini sebelum akhirnya membawa kepada tenaga kesehatan.
Jika anak kita telah didiagnosis mengalami diabetes, apa aja yang harus dilakukan bun? Hal yang pertama kali dialkukan adalah mengetahui hasil diagnosis dari dokter yang pasti, baik menggunakan tes gula darah maupun tes autoantibodi diabetes, untuk menentukan apakah diabetes tipe 1 ataukah diabetes tipe 2.
Pencegahan Diabetes Melitus pada Anak
Untuk mencegah diabetes pada anak, hal yang paling penting adalah menerapkan gaya hidup sehat.
1. Mempertahankan berat badan ideal pada anak
Jika berat badan anak berlebih, menurut Kemenkes, berat badan anak harus dikurangi sebesar 5-10 % untu k mengurasi risiko. Diet kalori dan rendah lemak juga dianjurkan untuk menurunkan berat badan.
2. Memperbanyak makan buah dan sayur
Hal ini juga penting ya bun. Dengan banyak makan buah dan syur, risiko diabetes akan dapat berkurang.
3. Mengurangi minuman manis dan soda
4. Aktif Berolahraga
Upayakan untuk berolahraga setidaknya 30 menit dalam sehari untuk menurukan kadar gula dalam darah dan meningkatkan insulin.
5. Membatasi penggunaan gadget
Nah yang kelima ini memang sangat penting untuk membuat anak aktif bergerak dan tidak mager.
Pemantauan Glukosa Darah Mandiri
Dengan pemantauan glukosa secara mandiri, maka pasien dapat melakukan penyesuaian insulin terhadap makanan yang dikonsumsi, sehingga memperbaiki kabar HbA1c. Frekuensi pemantauan glukosa darah mandiri untuk masing-masing individu tergantung pada ketersediaan alat dan kemampuan anak untuk mengidentifikasi hipoglikemia. Kemenkes manganjurkan, untuk mengoptimalkan kontrol glikemik, pemantauan glukosa darah mandiri harus dilakukan 4-6 sekali.
Untuk melakukan pemantauan glukosa mandiri pada anak dan remaja yang telah menderita diabetes memang memerlukan kesabaran dan ketlatenan orang tua/ pengasuhnya. Apalagi kondisi emosi penderita biasanya lebih labil/ lebih mudah emosi. Maka, edukasi terhadap penanganan dan pencegahan diabetes ini menjadi penting dan harus rutin dilakukan baik kepada orang tua, pengasuh, maupun anak dan remaja itu sendiri.